“Judge a man by his questions rather than by his answers.”
― Voltaire
Selamat datang di Head2Head Newsletter, terima kasih sudah subscribe! Newsletter ini saya tulis sebagai ruang diskusi sekaligus bertegur sapa dalam keilmuan. Tentu saja tidak sekaku ruang-ruang kuliah dan kelas lainnya.
Newsletter seri pertama ini dikhususkan bagi teman-teman yang ingin mendalami materi berpikir kritis dan berpikir kreatif. Mengapa harus berpikir kritis dan kreatif? Mengapa itu penting?
Sejak 2018 World Economic Forum telah mempublikasi hasil riset mereka mengenai prospek kompetensi paling dibutuhkan mulai tahun 2022. Nah, teman-teman harus tahu salah satu kemampuan teratas yang PALING dibutuhkan itu adalah berpikir kreatif (posisi no 3) dan berpikir kritis (di posisi no 5). Coba perhatikan infografis berikut.
Gimana, ada yang menarik kan?. Ada 10 kompetensi yang paling dibutuhkan di masa depan, begitu juga sebaliknya, akan ada kompetensi yang sudah tak relevan lagi bagi dunia industri.
Lebih jelasnya sih, karena kompetensi-kompetensi tersebut masih sulit digantikan oleh mesin dan teknologi. Tapi ya, tidak ada yang pernah tahu ke depannya. Bisa saja semakin canggih teknologi, semua kompetensi yang mengandalkan tenaga dan pikiran manusia benar-benar digantikan sepenuhnya oleh teknologi.
Harari pernah sekali dalam wawancaranya bersama Russell Brand membahas “Masa Depan Pendidikan” mengatakan;
“Tantangan terbesar manusia di Abad 20 lalu adalah perjuangan melawan eksploitasi. Sedangkan, tantangan kita di Abad 21 ini adalah berjuang melawan ketidakrelevanan.”
Artinya, semakin maju kehidupan, semakin sumber daya manusia tidak banyak dibutuhkan lagi. Di sisi lain, banyak universitas-universitas masih berkutat pada metode pengajaran yang sama dari 100 Abad lalu. Tidak banyak yang berubah.
Medieval University (Source: en.wikipedia.org)
Akibatnya, ruang-ruang kelas tidak banyak memberikan alternatif proses mencari pengetahuan dan menawarkan kompetensi yang dikembangkan sesuai tuntutan jaman. Lalu bagaimana nasib para lulusan yang berjuang keras agar relevan di dunia industri?.
Seorang fresh graduate suatu saat diminta atasannya memberikan solusi untuk strategi pemasaran yang akan dilakukan divisi marketing. Alih-alih memberikan tawaran ide dan pemecahan masalah, Ia hanya menatap bingung rekan-rekan yang lain.
Sulit berargumentasi, sulit menawarkan gagasan-gagasan baru, akibatnya tumbuh ketidakpercayaan diri dan turunnya motivasi kerja, membuat Ia memutuskan resign di masa kerja yang baru seumur jagung.
Source: www.freepik.com
Pentingnya kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif tidak secara spesifik diajarkan di universitas. Meski ada beberapa mata kuliah di beberapa program studi. Namun, kompetensi ini terlanjur menjadi kebutuhan bagi siapapun di kemudian hari. Jadi setiap kita wajib mengembangkan kedua metode berpikir tersebut!
Inilah tujuan dari Head2Head, melalui media ini saya berharap dapat berbagi bersama teman-teman. Juga menjadi sebuah keuntungan bagi saya untuk tetap menjaga nalar kritis dan kebahagiaan jika bisa memberikan hal-hal bermanfaat.
Setiap akhir pekan, Sabtu/Minggu jam 11:11 am, Head2Head akan menemani hari santai teman-teman. Berbagi sesuatu (yang saya harapkan) baru sekaligus bermanfaat. Newsletter ini saya khususkan untuk berbagi materi kajian Critical Thinking dalam ranah Sosial, Budaya dan Komunikasi.
Jadi, selamat menikmati! Semoga bermanfaat.
Best regards,
Zian
Zian adalah seorang pengajar di Universitas Diponegoro. Saat ini sedang menempuh pendidikan Doktoral di University of Malaya, Malaysia, di bidang Kajian Media dan Komunikasi. Tertarik dengan kajian kritis ilmu komunikasi, Critical Thinking, data sciences, dan menggemari musik Hardcore!
Follow Me On
Instagram: @zianpradhana
Twitter: @zian_pradhana
LinkedIn: Ghozian Aulia Pradhana